LP3M Laksanakan Seminar Nasional Hi-Tech ke-2, melihat kontribusi dan tantangan Hasil Riset dan Pengabdian Bagi SDGS

Diakses
  • Bagikan :

Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat (LP3M), Universitas Nurul Jadid menggelar Seminar Nasional HI-Tech ke-2 dengan tema Kontribusi dan Tantangan Hasil Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Kegiatan tersebut, terbagi menjadi empat sesi dan dilangsungkan secara virtual, sejak Rabu (6/12/23) hingga Kamis (7/12/23). 

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I UNUJA, Bpk. Moh. Fadli Noer Hidayat. Beliau sangat mengapresiasi seminar prosiding ke 2 ini, karena selain antusiasme peserta yang tinggi, juga dihadiri oleh beberapa narasumber yang sangat berkompeten. "Ke depan kegiatan ini diharapkan dapat menjaring peserta, tidak hanya lingkup nasional, tetapi juga internasional, serta melahirkan karya-karya yang dapat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat luas," Pungkasnya.

Pada sesi pertama, sebanyak 154 peserta mengikuti seminar sub tema agama. Dr. Mahbub Ghozali, M. Th.I. dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai narasumber pertama dalam pemaparannya menyebutkan, "riset dan penelitian agama cukup banyak berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat, terlebih dalam perekonomian".

Ia menerangkan, kontribusi yang dimaksud dalam bentuk keilmuan dan temuan realitas baru. Namun perkembangan tersebut masih berbentuk nilai-nilai kehidupan bukan secara praktek lapangan.  

"Implementasi secara real menjadi aspek lain,” katanya. 

Dilanjutkan oleh narasumber kedua, Dr. H. Ahmad Fawaid, M.Th.I. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid ini menerangkan bahwa pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bertujuan untuk jesejahteraan umat manusia secara global. Nilai tersebut, kata dia, nanti bisa diterapkan kepada suatu kebijakan dan pemahaman terhadap masyarakat umum. 

Meski demikian, Fawaid tak menampik bahwa banyak penelitian yang masih belum mengarah pertimbangan kebermanfaatan masyarakat. 

"Tantangan riset-riset keagamaan yang orientasinya masih mengarah terhadap output," ujarnya. 

Lebih lanjut, Fawaid menyarankan, perspektif banyak sumber dalam riset perlu diterapkan oleh para peneliti. Sebab, selama ini, masih jarang peneliti menggunakan pendekatan yang bisa berdampak langsung kepada masyarakat. 

“Misalnya, pendekatan Al-Qur'an dan hadis, dipadukan dengan geo-politik. Menjamin kemaslahatan manusia dengan pendekatan tasawuf, Hadist, sosiologi, antropologi dan lain sebagainya," papar Fawaid. 

Setelah seminar dilangsungkan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan paper. Adapun paper yang dipaparkan sebagaimana berikut:

Pertama, Ekatul Hilwatis Sakinah, dkk.(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), ”Politik Uang dalam Perspektif Tafsir Maqasidhi”. Kedua, Muhamad Rouf Didi Sutriadi, dkk.(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) ”Aspects of Maqasidi in the Verses Prohibiting Interfaith Marriages (Study of the Book of Tafsir)”. Ketiga, Titi Nurjanah, dkk.(UIN Imam Bonjol Padang) ”Ulul Albab dalam Al-Qur’an; Studi Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar”. Keempat, Uun Ayu Faradina, dkk. (Universitas Nurul Jadid)”Digital Literacy and Numeracy Assistance for Early Childhood Abilities”. Isro’ kelima, Maulana Ibrohim, dkk.(Universitas Nurul Jadid) ”Pelaksanaan Komunikasi dalam Menyampaikan Edukasi ZISWAF pada Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Desa Paiton Kec. Paiton Kab. Probolinggo”. Keenam, Fiki Zulfikar, dkk.(Universitas Nurul Jadid), ”Implementasi Project Based Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa di Madrasah Ibtidiayah Mambaul Falah”. Ketujuh, Muhammad Ainal, dkk.(Universitas Nurul Jadid)”Manajemen Pembiayaan Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu Peserta Didik”. Kedelapan,Ainul Yakin, dkk. (Universitas Nurul Jadid) ”PKM-Pendampingan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Hidup".

Pasca paparan paper dari masing-masing peserta disampaikan, Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A. selaku reviewer kegiatan ini memberikan penilaian, masukan dan kritikan terhadap seluruh presenter. Menurutnya, penting bagi seorang presenter memahami etika dasar dalam forum-ilmiah.

"Hal sederhana selain mempersiapkan materi dengan baik ialah setidaknya pada saat presentasi tidak menggunakan handphone, tetapi menggunakan leptop," Paparnya. 

Selain itu, beliau menegaskan bahwa "dalam menyampaikan materi paper prosiding, peserta diharapkan tidak menyampaikan materi seperti membaca buku pedoman atau berkhutbah, melainkan langsung pada informasi penting apa yang ditawarkan dalam paper tersebut", paparnya.