Minggu (15/09/2024), Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Nurul Jadid melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN-MBKM) yang berfokus pada pembangunan desa di Kabupaten Probolinggo. Acara monev ini berlangsung di Posko Besuk, Kecamatan Bantaran.
Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., Kepala LP3M; Ahmad Zubaidi, M.Pd., Kepala Bagian Pengabdian kepada Masyarakat; Moh Ainol Yaqin, M.Kom., Kepala Bidang Penerbitan; Muhammad Iqbal, M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan; serta para koordinator dan sekretaris posko dari 8 desa di Kecamatan Bantaran.
Acara dimulai dengan presentasi dari masing-masing posko mengenai progres kegiatan unggulan yang telah dilaksanakan, termasuk kendala yang dihadapi selama pelaksanaan. Setelah itu, Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., memberikan umpan balik terkait progres kegiatan di tiap posko.
Dalam sesi evaluasi, Dr. Achmad Fawaid menekankan pentingnya keberlanjutan program setelah KKN-MBKM berakhir. Beliau mencontohkan program yang dapat dilanjutkan, seperti pendirian lembaga kursus bagi anak-anak di desa. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat baik, namun akan lebih baik lagi jika mahasiswa sudah memikirkan kaderisasi yang dapat melanjutkan program bimbingan belajar tersebut setelah KKN selesai.
Selain itu, Fawaid juga menegaskan pentingnya program yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan hanya keinginan mahasiswa. Dengan begitu, masyarakat akan merasa lebih terlibat dan mendukung keberlanjutan program. Ia juga mengingatkan pentingnya kemampuan berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan contoh program yang dapat dijalankan dengan kolaborasi, seperti pendampingan penguatan kapasitas imam dan bilal masjid yang bisa bekerja sama dengan pengurus MWC NU. Sementara itu, pendampingan untuk UMKM bisa dilakukan dengan berkolaborasi bersama BUMDes dan pihak kecamatan agar hasilnya lebih maksimal dan berkelanjutan.
Dengan keterbatasan operasional yang dimiliki mahasiswa, Fawaid menekankan bahwa mahasiswa tetap dapat melaksanakan program yang berdampak pada masyarakat, meskipun dalam skala kecil. Tidak semua kegiatan harus melibatkan banyak orang dengan fasilitas konsumsi dan sejenisnya. Mahasiswa harus mampu mengemas keterbatasan tersebut menjadi kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pada akhir sesi, Fawaid mengingatkan pentingnya mencicil penyelesaian output kegiatan, seperti pembuatan video dokumenter, berita untuk media massa, dan laporan kegiatan. Hal ini penting dilakukan sejak dini agar saat program berakhir, seluruh laporan dan dokumentasi sudah selesai dikerjakan.
Ia juga menambahkan bahwa dengan intensitas pendampingan pelatihan video dokumenter yang difasilitasi oleh panitia, video yang dihasilkan dapat menjadi percontohan bagi kegiatan KKN-MBKM di masa mendatang.