Rabu, 11 Desember 2024, menjadi momentum penting bagi Universitas Nurul Jadid (Unuja) yang menghadiri audiensi pengembangan kawasan transmigrasi bersama Menteri Transmigrasi Republik Indonesia. Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting mulai pukul 13.00 hingga selesai. Audiensi ini menjadi wadah strategis dalam membangun jejaring dan sinergi antara kementerian dengan universitas, baik negeri maupun swasta.
Menteri Transmigrasi RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, membuka audiensi dengan menekankan pentingnya keterlibatan perguruan tinggi dalam pengembangan kawasan transmigrasi. "Kami memandang peran kampus sebagai mitra strategis untuk mendukung penataan dan pengembangan 153 kawasan transmigrasi, khususnya di bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat," ujarnya.
Audiensi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai universitas, termasuk M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom., Wakil Rektor I Universitas Nurul Jadid dan Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A Kepala Lembaga Penerbitan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam paparannya, M. Noer Fadli mengungkapkan bahwa Unuja telah lama menjadi bagian dari anggota Pertides (Perguruan Tinggi untuk Desa) yang bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Transmigrasi.
"Unuja memiliki rekam jejak dalam memberikan kontribusi nyata kepada Kementerian Desa dan Transmigrasi. Salah satu kegiatan yang berhasil kami laksanakan bersama adalah Kajian Pendampingan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2023. Kegiatan tersebut fokus pada sertifikasi, komersialisasi, dan digitalisasi produk lokal untuk mewujudkan Desa Mandiri Ekonomi," tutur M. Noer Fadli.
Lebih lanjut, audiensi ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara kementerian dan universitas dalam mengembangkan potensi kawasan transmigrasi. Dalam diskusi, Menteri Transmigrasi menyoroti perlunya inovasi dalam penataan kawasan transmigrasi agar dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. "Kolaborasi dengan universitas memungkinkan kami mengadopsi pendekatan yang lebih komprehensif, mulai dari pengembangan sumber daya manusia hingga teknologi pendukung," tambahnya.
Audiensi berlangsung interaktif, dengan para peserta berdiskusi mengenai berbagai tantangan dan peluang dalam pengembangan kawasan transmigrasi. Salah satu isu yang diangkat adalah pentingnya pelatihan dan pendampingan bagi warga transmigrasi untuk memaksimalkan potensi ekonomi di kawasan tersebut. Selain itu, diskusi juga mencakup peran kampus dalam penyusunan kebijakan berbasis riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat transmigrasi.
M. Noer Fadli menambahkan bahwa kolaborasi ini membuka peluang baru bagi universitas, termasuk Unuja, untuk memberikan kontribusi yang lebih besar. "Kami berharap audiensi ini dapat menjadi langkah awal untuk inisiatif yang lebih besar dalam mewujudkan kawasan transmigrasi yang berdaya saing," imbuhnya.
Melalui audiensi ini, diharapkan sinergi antara Kementerian Transmigrasi RI dan universitas dapat terus ditingkatkan. Upaya bersama ini bertujuan untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus mewujudkan desa-desa mandiri yang berdaya saing di era digital.
Audiensi berakhir dengan kesepakatan untuk melanjutkan kolaborasi dalam berbagai program strategis. Para peserta menyampaikan komitmen mereka untuk terus mendukung pengembangan kawasan transmigrasi melalui inovasi, riset, dan pengabdian masyarakat. Dengan langkah ini, harapan besar tertuju pada terciptanya transformasi signifikan di kawasan transmigrasi Indonesia.