UNUJA Perkuat Hilirisasi Riset Melalui Sosialisasi Prototipe dan Produk Teknologi di SINTA

93 Diakses
  • Bagikan :

Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali menorehkan prestasi akademik tingkat nasional. Melalui skema Hilirisasi Riset Klaster Prioritas Sinergi Kemendikbudristek 2025, tim peneliti gabungan yang diketuai oleh Dr. Yuli Candrasari, M.Si. dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) berhasil meraih pendanaan kompetitif untuk program bertajuk “DIGIDETOX-QU: Model Intervensi Sosial dan Inovasi Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial-Religius Anak di Kabupaten Probolinggo.”

Kolaborasi riset ini melibatkan sinergi lintas lembaga antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo sebagai mitra utama. Proposal ini dinilai unggul karena mengintegrasikan riset sosial, inovasi pembelajaran, serta penguatan karakter keagamaan siswa SMP melalui pendekatan digital detox berbasis nilai-nilai Furudhul Ainiyah dan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ). Hal ini sesuai dengan Pengumuman dari Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Nomor 0572/C4/AL.04/2025 tanggal 9 September 2025.

Dari Universitas Nurul Jadid, dua dosen menjadi anggota pengusul utama, yaitu Dr. H. Ahmad Fawaid, M.Th.I. dan Dr. Chusnul Muali, M.Pd. Sementara dari UPN Veteran Jatim, turut bergabung Dr. Catur Suratnoaji, M.Si. sebagai anggota pengusul bidang komunikasi digital. Kolaborasi antar kampus ini juga melibatkan mahasiswa lintas disiplin dari Ilmu Komunikasi, Pendidikan Agama Islam, dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk memperkuat riset berbasis partisipatif di sekolah-sekolah mitra Kabupaten Probolinggo.

Secara substansial, penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran sosial-religius bagi anak SMP dengan tiga komponen utama: (1) penyusunan materi BTQ tematik berbasis karakter lokal, (2) pengembangan Panduan Kelas Literasi Sosial berbasis metode CERIA, dan (3) pelatihan DIGIDETOX-QU bagi guru, tenaga kependidikan, dan orang tua. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, yang diketuai oleh Drs. H. Dwijoko Nurjayadi, M.M., akan berperan sebagai ketua mitra pemerintah, dengan tugas memfasilitasi penerapan modul, pelatihan, serta monitoring efektivitas model di sekolah-sekolah mitra.

Menurut Ketua Tim Peneliti, Yuli Candrasari, program ini diharapkan menjadi “jembatan antara inovasi akademik dan kebijakan pendidikan daerah.” Ia menjelaskan bahwa riset ini bukan hanya menjawab persoalan kecanduan gadget di kalangan pelajar, tetapi juga menghadirkan solusi pendidikan berbasis nilai-nilai keagamaan dan sosial khas Probolinggo.

Sementara itu, Ahmad Fawaid dari UNUJA menegaskan bahwa keterlibatan kampus pesantren dalam riset ini menjadi kekuatan tersendiri. “Kami membawa perspektif pesantren ke ruang publik pendidikan formal, untuk menanamkan kembali nilai-nilai Furudhul Ainiyah dan literasi Qur’ani dalam konteks digital,” ujarnya.

Rencana tindak lanjut riset ini mencakup uji coba model di sejumlah SMP binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, pelatihan guru dan orang tua, serta produksi media pembelajaran sosial-religius yang ramah digital. Hasilnya diharapkan tidak hanya menghasilkan modul intervensi sosial DIGIDETOX-QU, tetapi juga kebijakan baru tentang Kelas Literasi Sosial dan Keagamaan di sekolah-sekolah mitra.

Dengan capaian ini, UNUJA kembali menunjukkan peran strategisnya dalam memperkuat kolaborasi “triple helix” antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat menuju pendidikan yang adaptif, berkarakter, dan berdaya saing di era digital.