Sinergi Pendidikan Internasional: UNUJA dan Pesantren An-Nahdloh Tanjong Sepat Perkuat Kolaborasi

230 Diakses
  • Bagikan :

Tanjong Sepat, Malaysia – Empat mahasiswa Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali mengukir prestasi dalam bidang pengabdian masyarakat internasional. Mereka resmi diterima untuk melaksanakan program pengabdian di Pondok Pesantren An-Nahdloh, Tanjong Sepat, Malaysia, yang merupakan bagian dari jaringan PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama Malaysia.

Penyambutan dilakukan secara resmi pada Selasa (23/7), pukul 14.00 waktu setempat, bertempat di aula utama Pondok Pesantren An-Nahdloh. Dalam acara tersebut, keempat mahasiswa disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren, Ustaz Khoirul Umam, didampingi oleh jajaran pengurus pondok. Turut hadir dalam acara penyerahan tersebut, Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat UNUJA sekaligus dosen pembimbing, Ahmad Zubaidi.

Dalam sambutannya, Ustaz Khoirul Umam menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi tinggi kepada pihak UNUJA atas kerja sama yang telah terjalin secara konsisten. Ia mengungkapkan bahwa ini merupakan kali kelima Pesantren An-Nahdloh menerima mahasiswa dari UNUJA untuk menjalankan program pengabdian.

"Kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa UNUJA yang memiliki latar belakang keilmuan sesuai dengan kebutuhan pesantren, terutama karena kami telah mengelola pendidikan setingkat SMP. Kehadiran mereka sangat berkontribusi sebagai tenaga pendidik maupun dalam pengelolaan manajemen pesantren," ujarnya.

Lebih jauh, Ustaz Umam menambahkan bahwa pihaknya juga tertarik untuk belajar tentang sistem pembentukan budaya santri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. "Kami ingin santri kami tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga terbentuk karakternya seperti santri-santri Indonesia, sehingga kelak ketika mereka melanjutkan studi di Indonesia, mereka sudah terbiasa dengan budaya santri di tanah air," jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Zubaidi dalam keterangannya menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen UNUJA dalam mendorong mahasiswanya untuk aktif dalam pengabdian masyarakat di tingkat internasional.

"Program ini tidak hanya memberi mahasiswa pengalaman lintas budaya, tetapi juga menjadi sarana dakwah dan syiar Islam ahlusunnah wal jamaah di kancah global," ujar Zubaidi. Ia menambahkan bahwa mahasiswa diharapkan mampu menjalankan pengabdian yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing (linieritas prodi), sehingga mereka tidak hanya berkontribusi dalam praktik, tetapi juga bisa memanfaatkan momen ini sebagai bagian dari proses akademik seperti penelitian, bahkan tugas akhir.

Keempat mahasiswa tersebut dijadwalkan menjalankan program pengabdian selama tiga bulan, terhitung sejak 23 Juli hingga 23 September 2025. Selama masa pengabdian, mereka akan terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari mengajar, manajemen pendidikan pesantren, hingga membangun program pengembangan budaya santri.

Dengan kolaborasi ini, UNUJA dan Pesantren An-Nahdloh berharap bisa terus memperkuat jejaring keilmuan dan pengabdian umat, sekaligus menciptakan kader-kader muda Islam yang memiliki pengalaman internasional dan semangat dakwah global.