Seminar Nasional Hi-Tech Sesi 4: Dosen UNAIR Ajak Mahasiswa Peka Terhadap Lingkungan

Diakses
  • Bagikan :

Kamis (15/09/2022) – Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UNUJA bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNUJA menyelenggarakan Seminar Nasional Hi-Tech: Health, Humanity, and Technology pada 14-15 September 2022. Acara yang dimulai dari Pukul 09.00-12.00 WIB tersebut dilaksanakan secara daring melalui perangkat Zoom Meeting. Hari kedua sesi ke 4 dengan topik Kesehatan Masyarakat dihadiri Keynote Speakers Ns. Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., M.Kep. Dosen Universitas Airlangga, dan Ns. Handono Fatkhur Rahman, M.Kep.,Sp.Kep.M.B Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, sementara panelis paper menghadirkan Dr. Sri Astutik, M. Kes, Dosen Universitas Nurul Jadid, enam pembicara dari paper prosiding mahasiswa yang telah lolos seleksi dan 187 mahasiswa yang tergabung dalam zoom meeting. Handono Fatkhur Rahman, sebagai Keynote Speakers pertama menyampaikan tentang pentingnya aktualisasi diri mahasiswa berupa luaran karya, baik dalam bentuk artikel, hak kekayaan intelektual, buku maupun opini yang dimuat di media massa, mengingat luaran tersebut akan menjadi rekam jejak selama menjadi mahasiswa. Rekam jejak tersebut, sebagai nilai tambahan pada mahasiswa saat melamar pekerjaan, oleh sebab itu dengan terbukanya ruang-ruang penelitian dan PkM mahasiswa di kampus harus disambut baik, dengan mahasiswa terlibat dalam kegiatan tersebut, sehingga mahasiswa tidak hanya punya karya skripsi, melainkan luaran lain yang sudah dibuat saat menjadi mahasiswa. Pangkasnya Sementara, Sylvia Dwi Wahyuni, memaparkan tentang potensi mahasiswa melihat fenomena alam, mulai dari mitigasi bencana, pengelolaan aplikasi, pemanfaatan buah-buahan disaat panen raya yang melimpah, potensi tersebut bisa kita ambil sebagai topik-topik penelitian dan PkM kita sebagai dosen dan mahasiswa. Beliau mencontohkan tentang keberadaan buah naga pada saat musim panen raya, kita tidak membayangkan buah naga diberikan kepada ternak sapi bahkan dibuang, padahal buah tersebut memiliki potensi gizi yang luar biasa, nah beliau melihat peluang tersebut sebagai potensi ekonomi yang bisa di kembangkan, berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki akhirnya buah naga tersebut kita jadikan pengabdian masyarakat dengan memberikan keterampilan dan memaksimalkan potensi buah naga dan berhasil menghasilkan produk jelang nogo, sirup buah naga. Ini adalah salah satu gambaran, bagaimana perawat tidak tinggal diam melihat fenomena apa yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa termasuk di probolinggo, tidak menutup kemungkinan bisa menghasilkan produk yang bisa bernilai ekonomi dan bermanfaat dan yang paling penting PkM dan penelitian itu harus dipublikasikan agar menjadi inspirasi pada mahasiswa dan dosen yang lain. Pangkasnya (Tim)