Santri Mengabdi Menyapa Nusantara: UNUJA Lepas Peserta MBKM ke Pesantren Jember dan Sulawesi Utara

147 Diakses
  • Bagikan :

Paiton, 25 Oktober 2025 — Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali melepas peserta Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri Mengabdi yang akan diterjunkan ke dua pesantren di luar daerah, yakni Pondok Pesantren Assa’adah Al Habsy, Jember, dan Pondok Pesantren Al Luthfi, Sulawesi Utara. Program ini berlangsung selama lima bulan sebagai bagian dari komitmen UNUJA dalam mengintegrasikan pendidikan tinggi dengan dunia pesantren dan pengabdian masyarakat.

Sebelumnya ditahun 2025, UNUJA telah mengirim mahasiswa MBKM, antara lain Pondok Pesantren An-Nahdoh Tanjung Sepat Malaysia, Pondok Pesantren Nurul Furqon Tomia Timur Sulawesi Tenggara. Tahun ini, empat mahasiswa kembali dipercaya menjadi duta kampus dalam misi pengabdian tersebut. Mereka adalah Anggi Reka Aufa Zabadi (Prodi Pendidikan Bahasa Arab) dan Zukhruf Haur Arrofidah (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) yang akan bertugas di Pondok Pesantren Al Luthfi, Sulawesi Utara, serta Mohammad In’am Amin dan Agus Supriyanto (Prodi Pendidikan Agama Islam) yang akan ditempatkan di Pondok Pesantren Assa’adah Al Habsy, Jember.

Acara pelepasan mahasiswa dilakasanakan di Ruang Meeting Universitas Nurul Jadid dan dihadiri oleh Wakil Rektor I UNUJA M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom, Wakil Rektor III Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd., serta Kepala LP3M UNUJA Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A. Turut hadir pula para dosen pembimbing dan mahasiswa peserta program.

Dalam sambutannya, Dr. H. Hasan Baharun menyampaikan apresiasi dan dorongan semangat kepada para mahasiswa yang terpilih. Ia menegaskan bahwa Santri Mengabdi bukan sekadar program pengabdian, tetapi juga ruang pembelajaran yang menumbuhkan karakter, empati sosial, dan kepemimpinan.

“Program ini bukan hanya tentang mengajar atau membantu pesantren, tetapi juga tentang belajar dari masyarakat, dari kiai, dan dari lingkungan yang sarat nilai spiritual. Santri Mengabdi adalah ruang belajar sejati untuk menempa karakter, kepemimpinan, dan empati sosial mahasiswa. Selain itu, mereka juga berperan sebagai duta kampus yang membawa syiar agama dan budaya pesantren Nurul Jadid ke berbagai penjuru Nusantara,” ungkapnya.

Hasan Baharun menambahkan bahwa seluruh peserta MBKM Santri Mengabdi berasal dari latar belakang pendidikan, sehingga pengalaman ini akan menjadi bekal penting bagi mereka ketika berprofesi sebagai guru di masa depan.

Sementara itu, Dr. Achmad Fawaid menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Ia menjelaskan bahwa selama lebih dari empat bulan, mahasiswa akan berperan aktif dalam kegiatan pendidikan, pelatihan, serta pemberdayaan masyarakat di lingkungan pesantren mitra.

“Program ini menjadi langkah strategis untuk menyiapkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam pengabdian dan kepekaan sosial. Melalui Santri Mengabdi, UNUJA berupaya mengokohkan sinergi antara perguruan tinggi dan pesantren sebagai pusat peradaban umat,” ujar Dr. Fawaid.

Ia juga menambahkan bahwa dua pesantren mitra tahun ini dipilih karena memiliki komitmen kuat dalam pengembangan pendidikan Islam berbasis masyarakat.

Melalui Santri Mengabdi, UNUJA menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren yang terus melahirkan generasi intelektual muda berkarakter, siap mengabdi, dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.