Probolinggo – LP3M Universitas Nurul Jadid menunjukkan komitmennya dalam membantu pembangunan tata kelola pemerintahan Probolinggo yang modern dan berbasis data. Bertempat di Ruang Jabung 1, Kantor Pemkab Probolinggo, Selasa (29/04), dilangsungkan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Swakelola Tipe III antara LP3M Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo) dalam rangka pengembangan sistem aplikasi terintegrasi bertajuk “Mata Prabulinggih”.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., selaku Kepala LP3M UNUJA, dan Hj. Ulfiningtyas, Kepala Diskominfo Probolinggo, disaksikan oleh Juwono Prasetijo, S.TP., M.T., Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah. Turut hadir dalam acara ini tim teknis dari UNUJA, pejabat fungsional Diskominfo, serta Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Probolinggo.
Proyek ini menjadi bagian dari program strategis 100 hari reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya membangun satu aplikasi, namun sebuah ekosistem digital yang mencakup lima aplikasi utama: Portal Informasi Kabupaten, Portal Layanan Publik, Sistem Evaluasi Anggaran SPBE, Manajemen Pengetahuan TIK, dan Command Center. Keseluruhan sistem akan saling terhubung, dengan Command Center sebagai pusat kendali dan pengambilan keputusan berbasis data.
“Aplikasi Mata Prabulinggih adalah upaya menyatukan kepingan data dari seluruh OPD menjadi satu kesatuan informasi yang utuh, valid, dan strategis. Ini bukan sekadar IT, tapi instrumen kebijakan yang cerdas,” ujar Hj. Ulfiningtyas, Kepala Diskominfo. Ia menambahkan, keberadaan aplikasi ini sekaligus menjalankan amanat Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Kepala LP3M UNUJA, Dr. Achmad Fawaid, menyatakan bahwa tantangan pengembangan sistem digital daerah bukan sekadar soal teknis. “Kami tidak hanya membangun sistem, tapi juga kerangka berpikir. Kolaborasi ini adalah bentuk nyata dari perguruan tinggi yang hadir sebagai mitra strategis pembangunan daerah berbasis ilmu dan inovasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Juwono Prasetijo, selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan menyebut kerja sama ini sebagai bukti kepercayaan pemerintah kepada kapasitas lokal. “Menggandeng UNUJA adalah langkah progresif. Ini menegaskan bahwa kolaborasi pemerintah dan akademisi lokal bisa menghasilkan produk digital yang berkelas dan membumi,” katanya.
Senada, perwakilan TP2D, Gus Anwar, menyampaikan bahwa Command Center akan menjadi alat navigasi utama bagi pemimpin daerah. “Dengan data yang rapi dan sistematis, pemimpin tidak hanya bisa melihat, tapi juga mengendalikan arah kebijakan secara real-time,” tegasnya.
Sebagai bagian dari penguatan kelembagaan, dalam kerja sama ini juga akan dibentuk Pokja IT untuk memastikan keberlanjutan sistem, serta mengembalikan fungsi Diskominfo sebagai evaluator dan auditor perencanaan digital berbasis Permenkominfo No. 6 Tahun 2025.
Melalui kerja sama ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengambil langkah konkret menuju transformasi digital yang terstandar dan inklusif, dengan harapan Mata Prabulinggih tak sekadar menjadi pusat data, tetapi juga cermin transparansi dan arah masa depan Probolinggo yang adaptif dan berbasis bukti.