BRIDGING THE GAPS: RELIGIOUS LOCAL AGENCY IN COMMUNITY FOREST IN PROBOLINGGO

Adanya sosok motivator dan dinamisator yang berasal dari masyarakat dirasakan urgensinya seiring evaluasi terhadap kegagalan program reboisasi dan penghijauan yang telah dilakukan sejak tahun 1946. Fenomena keberhasilan pengembangan hutan rakyat di atas tanah seluas 6.000 hektar dalam waktu enam tahun di Kabupaten Probolinggo menjadi jawaban atas rekomendasi itu dan karenanya menarik untuk dikaji karena salah satu keberhasilannya disebabkan oleh keterlibatan tokoh agama. Untuk itu, ada tujuh tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Ketujuh tujuan penelitian itu ialah untuk memperoleh gambaran lengkap dan mendalam tentang (1) karakteristik inovasi hutan rakyat yang dikembangkan di Kabupaten Probolinggo; (2) karakteristik lingkungan (biofisik, dan sosial) masyarakat tempat dikembangkannya hutan rakyat di Kabupaten Probolinggo; (3) saluran dan moda komunikasi yang digunakan dalam proses difusi inovasi