Peluncuran Buku "Pendidikan Agama Islam Multikulturalisme Berbasis Pesantren": Bukti Santri Mampu Beradaptasi dengan Masyarakat Global

65 Diakses
  • Bagikan :

Probolinggo, 29 Juli 2024 - Hari ini menandai peluncuran atau launching buku terbaru yang berjudul "Pendidikan Agama Islam Multikulturalisme Berbasis Pesantren". Buku ini merupakan karya Dr. Hj. Khodijatul Qodriyah, S.Ag., M.M.Pub., M.Si, seorang akademisi dan praktisi pendidikan Islam yang telah lama berkecimpung dalam dunia pesantren.

Acara peluncuran buku ini diadakan di Auditorium 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid dan dihadiri oleh beberapa kepala lembaga satuan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, civitas akademika Universitas Nurul Jadid serta mahasiswa dan para santri Nurul Jadid. Kaprodi PS-KWE, SKSG-UI, Dr. Polit. Henny Saptatia, D.N., S.S., M.A., turut hadir untuk memberikan sambutan atas peluncuran buku ini.

Dalam sambutannya, Ibu Henny menyampaikan, "Buku ini hadir di saat yang tepat, di mana bangsa Indonesia sedang berupaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan melalui pendidikan yang inklusif dan berlandaskan nilai-nilai multikulturalisme. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional memiliki peran strategis dalam membentuk karakter bangsa yang toleran dan menghargai keberagaman."

Ibu Henny dalam paparannya mengungkapkan bahwa buku ini berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai multikulturalisme ke dalam kurikulum pendidikan agama Islam di pesantren. "Pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam pendidikan multikulturalisme karena pesantren mengajarkan nilai-nilai Islam yang universal dan inklusif. Melalui buku ini, kami berharap dapat memberikan panduan praktis bagi para pendidik di pesantren untuk mengimplementasikan pendidikan multikultural yang efektif," ujarnya.

Penulis buku ini, Dr. Hj. Khodijatul Qodriyah, S.Ag., M.M.Pub., M.Si. menyampaikan bahwa “multikulturalisme di Indonesia bahkan di dunia adalah sebuah keniscayaan. Heterogenitas itu tidak bisa dihindari. Untuk itu perlu dikelola dengan baik, agar tidak menjadi konflik di tengah-tengah masyarakat. Salah satu tugas pesantren, di mana santri bernaung di dalamnya ialah bagaimana menyikapi dengan baik multikulturalisme yang memiliki potensi konfliktual berubah menjadi konsensual atau dapat diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat.”

Buku "Pendidikan Agama Islam Multikulturalisme Berbasis Pesantren" menyajikan beberapa pembahasan menarik, antara lain tentang konstruksi dasar pelaksanaan pendidikan agama islam multikultural berbasis pesantren; pelembagaan nilai-nilai konstruksi sosial pendidikan agama islam multikultural berbasis pesantren; dan implikasi pendidikan multikultural terhadap kesadaran objektif.

Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah penekanan pada pentingnya saling mengenal antar satu dengan yang lain sebagaimana titah dalam al-Qur’an bahwa perbedaan diantara manusia itu agar lita’arafu (saling mengenal). Penulis menggarisbawahi bahwa melalui saling mengenal, santri dapat belajar untuk memahami, menghargai perbedaan dan membangun kerjasama yang harmonis dengan komunitas lain, termasuk masyarakat global.

Sesi ini kemudian diakhir dengan foto bersama dan pemberian cindera mata kepada para tamu undangan yang hadir.