Mahasiswa Unuja Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny: Wujud Nyata Solidaritas Santri

308 Diakses
  • Bagikan :

Probolinggo, Minggu (07/10/2025) Aliansi Mahasiswa Universitas Nurul Jadid (Unuja) menunjukkan kepedulian sosial melalui aksi nyata dengan menyalurkan bantuan kepada Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk solidaritas atas musibah ambruknya bangunan musholla pesantren beberapa waktu lalu.

Gerakan sosial ini sepenuhnya diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa Unuja, yang terdiri atas perwakilan berbagai fakultas dan organisasi kemahasiswaan. Dalam waktu dua hari, aliansi tersebut menggelar open donasi di lingkungan kampus dan berhasil menggerakkan partisipasi luas dari mahasiswa, dosen, hingga seluruh civitas akademika Unuja.

Tak hanya mengandalkan pengumpulan donasi secara langsung di area kampus, aliansi juga memanfaatkan kanal digital agar proses donasi dapat diakses lebih mudah oleh warga Unuja. Antusiasme dan dukungan pun mengalir dari berbagai pihak, menandakan bahwa semangat gotong royong masih kuat di lingkungan akademik Unuja.

“Alhamdulillah, responnya sangat baik. Mulai dari dosen hingga mahasiswa, semuanya antusias untuk berpartisipasi,” ujar Irzem Abdellah, salah satu perwakilan Aliansi Mahasiswa Unuja.

Meski sempat menghadapi keraguan dari sebagian pihak yang menilai gerakan ini tidak memiliki arah yang jelas, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para mahasiswa. Justru, tantangan itu menjadi pemicu untuk melangkah lebih teguh dan konsisten.

“Kami ingin membuktikan bahwa niat baik dan solidaritas tidak bisa digoyahkan oleh keraguan,” tegas Irzem.

Penyerahan bantuan akhirnya dilaksanakan pada Selasa, 7 Oktober 2025, di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Dalam kesempatan tersebut, para anggota aliansi tidak hanya menyerahkan bantuan berupa uang tunai, tetapi juga memberikan dukungan moral dan menjalin silaturahmi dengan para santri.

Irzem menambahkan bahwa gerakan ini lahir dari kesadaran kolektif sebagai sesama santri yang memiliki kedekatan spiritual dan emosional antar pesantren.
“Karena kami semua berasal dari lingkungan pesantren, ketika mendengar kabar musibah di Pesantren Al Khoziny, ada dorongan batin untuk segera bergerak,” tuturnya.

Melalui gerakan ini, Aliansi Mahasiswa Unuja ingin menegaskan bahwa mahasiswa tidak hanya berperan sebagai insan akademis, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang membawa nilai-nilai pesantren ke tengah masyarakat.

Kegiatan penggalangan donasi yang sederhana namun bermakna ini membuktikan bahwa semangat ta’awun (tolong-menolong) dan solidaritas masih tertanam kuat di jiwa mahasiswa Unuja.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Unuja bukan hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berjiwa sosial dan siap hadir untuk sesama. Semoga gerakan kecil ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus menebar kebaikan,” pungkasnya.