detailkolabhaki

No	Nama	Judul	Jenis	Tahun	Detail
1	RIFQATUL HUSNA, M.Ag.	Interaction Between Religious People In The Qur’an: Examining Tolerance In Tafsir Bun Yanun Marshush	Karya Tulis	2024	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Interaction Between Religious People In The Qur’an: Examining Tolerance In Tafsir Bun Yanun Marshush Jenis Karya Tulis Tahun 2024 Ketua Peneliti RIFQATUL HUSNA, M.Ag. Pemegang Hak Cipta SENTRA HKI LP3M UNIVERSITAS NURUL JADID Anggota Peneliti MUFLIHATUL MAQFIRAH Deskripsi Indonesia is a pluralistic and tolerant country with the largest Muslim population in the world. Various ethnicities, cultures, and religions thrive in Indonesia. This diversity is, on the one hand, a noble value, but on the other hand, it has led to conflicts among fellow citizens due to the misuse of the true meaning of tolerance. Therefore, it is crucial to understand the concept of tolerance and its rules to create a harmonious and respectful coexistence among religious communities in Indonesia. This research was conducted to find out the meaning of tolerance according to Indonesian ulama, who are active in crucial activities for religious relations in Indonesia by referring to the QS. Al-Mumlahanah in the interpretation of Bun-Yanun Marshush. The research employs a literature review using qualitative analysis techniques and a thematic (maudhui) method. Data collection is based on documentation techniques, where primary data is sourced from the QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan and the book ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂTafsir Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan Juz XXVIII Juz Qad SamiÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ Allah Bun-Yanun MarshushÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ (A Solid Building). Secondary data is drawn from relevant tafsir books, publications, and journals related to the subject, which are then comprehensively studied. In conclusion, this research finds that: 1) Allah does not prohibit Muslims from aiding nonMuslims with the condition that they do not act hostile towards and expel Muslims from their homeland, and 2) the prohibition forming friendships with those who assist non-Muslims in their hostility against Muslims, with a clear distinction between right and wrong.
2	Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I.	Mendamaikan Bughat Di Indonesia: Kajian Atas Qs. Al-Hujurat [49]: 9 Dalam Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia	Karya Tulis	2024	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Mendamaikan Bughat Di Indonesia: Kajian Atas Qs. Al-Hujurat [49]: 9 Dalam Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia Jenis Karya Tulis Tahun 2024 Ketua Peneliti Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I. Pemegang Hak Cipta SENTRA HKI LP3M UNIVERSITAS NURUL JADID Anggota Peneliti ABD. BASID, M.Th.I. MOH. AJIS ARDIANSYAH Deskripsi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisasa penafsiran Kementerian Agama (Kemenag) terhadap QS. Al-Hujurat [49]: 9, khususnya dalam konteks Negara Indonesia tentang perilaku bughat yang juga terjadi di Indonesia. Perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menggunakan undang- undang sebagai landasan negara, mengatur aturan dan memberlakukan sanksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kualitatif, jenis kepustakaan (library research) dan dalam menganalisis tema bughat secara khusus, dengan pendekatan tafsir tematik untuk mengkaji bagaimana Kemenag RI menafsirkan QS. Al-Hujurat [49]: 9 yang berbicara tentang bughat. Secara keseluruhan, QS. Al-Hujurat [49]: 9 adalah contoh nyata bagaimana Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan tidak hanya menyatakan masalah, tetapi juga memberikan pedoman yang komprehensif tentang bagaimana mengatasi masalah. Surah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga persatuan dan persaudaraan di antara umat Muslim. Penelitian ini pada akhirnya menghasilkan sebuah simpulan bahwa Tafsir Kemenag RI menyajikan panduan bagi pemerintah untuk menentukan solusi dan hukuman terhadap kelompok bughat berdasarkan tingkat kekuatan dan pengaruh mereka di antaranya, melakukan penangkapan dan penahanan terhadap kelompok bughat sebagai upaya untuk membawa mereka kembali ke dalam tata tertib negara dan menyadarkan mereka tentang kesalahan tindakan memberontak yang mereka lakukan, demi terlaksananya keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengajak mereka untuk bertaubat dan mengakui kepemimpinan yang sah.
3	RIFQATUL HUSNA, M.Ag.	Komodifikasi Mushaf Al-Qur’an: Melacak Validitas Pemilihan Ayat-Ayat Perempuan Dalam Mushaf Al-Qur’an Ummul Mukminin	Karya Tulis	2024	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Komodifikasi Mushaf Al-Qur’an: Melacak Validitas Pemilihan Ayat-Ayat Perempuan Dalam Mushaf Al-Qur’an Ummul Mukminin Jenis Karya Tulis Tahun 2024 Ketua Peneliti RIFQATUL HUSNA, M.Ag. Pemegang Hak Cipta SENTRA HKI LP3M UNIVERSITAS NURUL JADID Anggota Peneliti SITI MUSRIATUL MUHIMMAH NUR AIDA FITRI AYU Deskripsi Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan sebagai panduan umat Islam, menuntut adanya kreatif dan inovatif dalam desain penyajiaan mushafnya, sebagai upaya memenuhi kebutuhan setiap muslim. Namun, di sisi lain komodifikasi Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan juga tidak dapat dipisahkan dari dunia industri dan jual beli. Penerbit Oasis Terrace Recident merupakan salah satu penerbit Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan dengan pemilihan tema perempuan. Ayat-ayat yang berkaitan dengan perempuan diberi tanda khusus (highlight) warna pink dengan harapan lebih mudah dipelajari dan dipahami oleh kaum muslimah.. Oleh karenanya, pada penelitian kali ini dibahas bagaimana penerbit Oasis Terrace Recident, dalam memilih dan menyajikan ayat-ayat bertemakan perempuan, dan bagaimana hubungannya dengan komodifikasi Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan jenis Library Research yang bersumber dari Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan Ummul Mukminin. Selain itu, peneliti juga menggunakan salah satu tahapan dalam metode tafsir tematik sebagai cara pemilihan ayat-ayat Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan bertemakan perempuan. Penelitian bersifat deskriptif-analitik. Hasil dari penelitian yaitu; Pertama, saat ini komoditas Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan merupakan keniscayaan, demikian dengan penerbit Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan Ummul Mukminin. Namun, yang bisa dilakukan adalah memenuhi standarisasi dalam penerbitan Al-QurÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂ¢ÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂÃÂan. Dalam hal ini Ummul Mukminin sudah mendapatkan pengesahan (tashih) untuk terbit. Kedua; dalam pemilihan ayat tentang perempuan, mushaf Ummul Mukminin lebih memprioritaskan pada pemilihan ayat berdasarkan kosa kata atau lafaz yang tertera. Tidak memprioritaskan pada konten ayat.
4	Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I.	Mendamaikan Bughat Di Indonesia: Kajian Atas Qs. Al-Hujurat [49]: 9 Dalam Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia	Karya Tulis	2024	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Mendamaikan Bughat Di Indonesia: Kajian Atas Qs. Al-Hujurat [49]: 9 Dalam Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia Jenis Karya Tulis Tahun 2024 Ketua Peneliti Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I. Pemegang Hak Cipta SENTRA HKI LP3M UNIVERSITAS NURUL JADID Anggota Peneliti ABD. BASID, M.Th.I. MOH. AJIS ARDIANSYAH Deskripsi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisasa penafsiran Kementerian Agama (Kemenag) terhadap QS. Al-Hujurat [49]: 9, khususnya dalam konteks Negara Indonesia tentang perilaku bughat yang juga terjadi di Indonesia. Perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menggunakan undang- undang sebagai landasan negara, mengatur aturan dan memberlakukan sanksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kualitatif, jenis kepustakaan (library research) dan dalam menganalisis tema bughat secara khusus, dengan pendekatan tafsir tematik untuk mengkaji bagaimana Kemenag RI menafsirkan QS. Al-Hujurat [49]: 9 yang berbicara tentang bughat. Secara keseluruhan, QS. Al-Hujurat [49]: 9 adalah contoh nyata bagaimana Al-Quran tidak hanya menyatakan masalah, tetapi juga memberikan pedoman yang komprehensif tentang bagaimana mengatasi masalah. Surah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga persatuan dan persaudaraan di antara umat Muslim. Penelitian ini pada akhirnya menghasilkan sebuah simpulan bahwa Tafsir Kemenag RI menyajikan panduan bagi pemerintah untuk menentukan solusi dan hukuman terhadap kelompok bughat berdasarkan tingkat kekuatan dan pengaruh mereka di antaranya, melakukan penangkapan dan penahanan terhadap kelompok bughat sebagai upaya untuk membawa mereka kembali ke dalam tata tertib negara dan menyadarkan mereka tentang kesalahan tindakan memberontak yang mereka lakukan, demi terlaksananya keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengajak mereka untuk bertaubat dan mengakui kepemimpinan yang sah
5	Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I.	Taqd?S Al-Tafs?R F? B?Santrin: Al-Dirasah Al-Istiq??Iyyah ‘An Al-M?Dah Al-‘Unfiyyah F? Mar?Ji’ Tafs?R B?Santrin J?W? Al-Sharqiyyah	Karya Tulis	2021	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Taqd?S Al-Tafs?R F? B?Santrin: Al-Dirasah Al-Istiq??Iyyah ‘An Al-M?Dah Al-‘Unfiyyah F? Mar?Ji’ Tafs?R B?Santrin J?W? Al-Sharqiyyah Jenis Karya Tulis Tahun 2021 Ketua Peneliti Dr. AHMAD FAWAID, M.Th.I. Pemegang Hak Cipta Sentra HKI Universitas Nurul Jadid Anggota Peneliti MOH. HAZMI AYYUBI SITI MASMITASARI Deskripsi Problem sentral dalam penelitian ilmiah ini adalah berpusat pada survei referensi kitab tafsir di Jawa Timur. Kajian ini berangkat dari isu-isu yang sedang berlangsung di pesantren bahwa kajian tafsir di dalamnya yang menggunakan tafs?r al-Jal?layn diduga mengandung narasi kekerasan, serperti penghapusan ayat-ayat damai oleh ayat pedang. Berangkat dari masalah tersebut, penelitian ini setidaknya mengkaji dua hal, yakni: mengapa referensi tafsir di pesantren berhenti pada tafsir al-jal?layn? Dan bagaimanakah kiai memahami materi kekerasan yang terkandung dalam tafsir Al-Jalalayn? Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan menjadikan kiai, santri dan tafsir al-Jal?layn sebagai sumber utama. Dengan menggunakan metode resepsi dan hermeneutika Hans-Georg Gadamer, penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan, yaitu: (1) bahwa kajian tafsir di pesantren Jawa Timur dibangun atas dasar sistem sanad pengetahuan yang menekankan otoritas kiai; (2) Upaya kiai dalam menyikapi narasi kekerasan dalam tafs?r al-Jal?layn dengan cara kontekstualisasi materi kekerasan sesuai dengan konteks saat ini dan mengubahnya menjadi nirkekerasan. Dalam hal ini, peneliti sependapat dengan pendapat Martin van Brunsen bahwa sistem pengetahuan di pesantren dibangun atas dawuh kiai, bukan atas apa yang dibaca oleh masyarakat atau santri.
6	LUTHVIYAH ROMZIANA, M.Th.I.	Tradisi Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Alqur’an Bagi Santri Ppiq Di Wilayah Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo	Karya Tulis	2021	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Tradisi Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Alqur’an Bagi Santri Ppiq Di Wilayah Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jenis Karya Tulis Tahun 2021 Ketua Peneliti LUTHVIYAH ROMZIANA, M.Th.I. Pemegang Hak Cipta Sentra HKI Universitas Nurul Jadid Anggota Peneliti WILANDARI LUM ATUL AISIH Deskripsi Penelitian ini merupakan penelitian living Qur’an dalam tradisi muraja’ah menjaga hafalan al-Qur’an bagi santri PPIQ di wilayah Az- Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tradisi muraja’ah merupakan salah satu metode yang diterapkan di PPIQ az-Zainiyah untuk menjaga hafalan santri. Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang hendak dicapai yaitu mengenai praktek muraja’ah al-Qur’an santri PPIQ, sejauh mana efektifitas santri PPIQ dalam menjaga hafalan al-Qur’an dan mengenai makna muraja’ah al-Qur’an bagi santri PPIQ. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pada tahap deskriptif akan dibahas tentang segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tradisi muraja’ah al-Qur’an, seperti bagaimana santri menjaga hafalan, apa kendala dari menghafal al-Qur’an. Sedangkan teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah, dalam segi pelaksanaan, terdapat 2 praktik muraja’ah, yaitu praktik yang dilakukan harian dan bulanan. Praktik harian dilakukan setiap malam setelah salat maghrib yaitu pukul 18.00 WIB - 20.00 WIB, kecuali malam Jumat dan Selasa dengan membaca al-Qur'an sebanyak 5 kaca (2,5 halaman). Sedangkan praktik bulanan yaitu membacakan al-Qur'an bi alghaib secara lancar dan benar dalam hukum tajwid, dan semua juz yang sudah dihafal akan disimak oleh teman, pengurus ataupun pembina.Luthviyah Romziana, Wilandari Wilandri, & Lum Atul Aisih Volume 11, Nomor 2 (Agustus 2021) 204 Adapun resepsi santri dalam tradisi muraja’ah dalam menjaga hafalan al-Qur’an di PPIQ wilayah az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid yaitu: pertama, al-Qur’an merupakan shifa’ atau obat. Kedua, dengan al-Qur’an menjadikan dekat dengan Rabb-nya. Ketiga, mendapat keberkahan dari al- Qur’an.
7	ACH. ZAYYADI, M.Th.I.	Indonesian Mufassir Perspective On Gender Equality: Study On Tafsir Al-Misbah, Tafsir Al-Azhar, And Tafsir Marah Labid	Karya Tulis	2021	Detail Penelitian Kolaborasi Hak Cipta Judul Indonesian Mufassir Perspective On Gender Equality: Study On Tafsir Al-Misbah, Tafsir Al-Azhar, And Tafsir Marah Labid Jenis Karya Tulis Tahun 2021 Ketua Peneliti ACH. ZAYYADI, M.Th.I. Pemegang Hak Cipta Sentra HKI Universitas Nurul Jadid Anggota Peneliti ALVINA AMATILLAH DWIKI OKTAFIANA WIRENDRI Deskripsi This article aims to figure out Indonesian commentators perspectives on the position of women in the domestic and public sphere. This research comes from the question; Has the patriarchal identity that existed in Indonesia influenced Indonesian commentators perspectives in interpreting the Qur’an? And what is Indonesian commentators perspective on women’s leadership in the public sphere? With the literary method and critical analysis of their works, tafs?r al-Misbah, Tafs?r al-Azhar, and Tafs?r Mar?h} Lab?d, this research resulted in the following findings and conclusions. First, in essence, the three Indonesian commentators did not give permission to women to become leaders in the household, even they have different reasons. Naw?w? al-Bant?n? considers men to be leaders for their wives, because men has the potential to educate them, has intellectual and physical strength. Hamka gave consideration to Indonesian traditions and culture. Meanwhile, Quraish Shihab argues that a man is the leader over his wife because of the psychological and character considerations of men who are more assertive.Second, regarding women’s leadership in the public sphere, Quraish Shihab and Hamka allow women to become leaders for men as long as they have sufficient criteria. Meanwhile al-Naw?w? did not provide a clear explanation of the status of women’s leadership in the public sphere. The findings in this study also confirm that, in addressing the problem of women, the Indonesian commentators has a paradigm shift from time to time, this is due to sociological factors and conditions surrounding the interpreter.

LP3M merupakan unsur pelaksana akademik yang bertugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan penelitian, pengabdian, dan publikasi ilmiah, serta ikut membangun kompetensi sumber daya manusia yang diperlukan.