Akselerasi Reformasi Pendidikan Nurul Jadid, Rektor Kunjungi KBRI Beijing

Diakses
  • Bagikan :

Pada 22 Juli 2024, rombongan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) yang dipimpin oleh Rektor KH. Abd Hamid Wahid melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Chaoyang District, Beijing. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya akselerasi reformasi pendidikan di UNUJA melalui kerja sama internasional, khususnya dengan mitra-mitra di Tiongkok.

Rombongan UNUJA terdiri dari berbagai petinggi universitas termasuk Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor IV, Sekretaris Pesantren, Kepala LP3M, Wakil Dekan Fakultas Agama Islam, Kepala Humas, Staf Rektorat, dan Tim Multimedia. Mereka diterima dengan hangat oleh para pimpinan KBRI Beijing, antara lain Atase Pendidikan KBRI Yudil Chatim, Konselor Urusan Sosial dan Kebudayaan Dewi Avilia, serta beberapa Staf Administrasi KBRI.

Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memastikan bahwa prospek kerja sama antara UNUJA dan mitra-mitra di Tiongkok dapat berjalan dengan baik. Keterlibatan KBRI dinilai sangat penting karena lembaga ini akan berperan sebagai katalisator dalam menjembatani hubungan UNUJA dengan berbagai institusi pendidikan dan industri di negeri Tirai Bambu. Dalam sambutannya, Rektor KH. Abd Hamid Wahid menyatakan, "Kunjungan ini selain untuk menjalin kerja sama, juga untuk memfasilitasi akses UNUJA ke Tiongkok, sehingga dapat memberikan peluang dan manfaat bagi pengembangan bidang Tridarma dan pengembangan masyarakat."

Atase Pendidikan KBRI, Yudil Chatim, menekankan pentingnya belajar dari kemajuan pendidikan di Tiongkok. "Tiongkok sangat maju, sehingga kita dapat belajar dari sini. Di Tiongok, satu kampus bisa terdiri dari minimal 10 ribu mahasiswa. Tidak ada kampus yang ditutup di China. Reformasi pendidikan di sini memberi peluang kepada seluruh pemangku pendidikan untuk berkembang sangat masif," ujar Yudil.

Dewi Avilia, Konselor Urusan Sosial dan Kebudayaan KBRI Beijing, menambahkan bahwa fokus KBRI saat ini adalah memperkuat citra positif dan pariwisata Indonesia. "Salah satu strateginya adalah melalui kerja sama pendidikan. UNUJA diharapkan bisa menjadi pemasok tenaga kerja agar investor China bisa masuk. Program student exchange, misalnya, diharapkan bisa mempromosikan sektor pariwisata Indonesia melalui mahasiswa China," jelas Dewi.

Pertemuan yang berlangsung pada pukul 14.00 waktu setempat dan berlangsung selama sekitar 60 menit ini diisi dengan diskusi formal namun santai mengenai berbagai topik, termasuk pengembangan corporate university, investasi dan bisnis untuk pengembangan, serta research and development untuk industri.

Dengan kunjungan ini, UNUJA berharap dapat membuka akses yang lebih luas ke Tiongkok, mengembangkan program-program akademik dan penelitian yang lebih berkualitas, serta meningkatkan reputasi internasional universitas. Kerja sama dengan Tiongkok diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong utama dalam akselerasi reformasi pendidikan di UNUJA, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing global dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. 

Rektor KH. Abd Hamid Wahid optimis bahwa langkah ini akan membawa banyak manfaat bagi UNUJA. "Kami percaya bahwa dengan kerja sama ini, UNUJA dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," pungkasnya.