LP3M UNUJA Gelar Bimbingan Teknis Pemberangkatan Mahasiswa MBKM Internasional ke Malaysia dan Thailand

152 Diakses
  • Bagikan :

Probolinggo, 29 Juni 2025 — Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) sebagai persiapan pemberangkatan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Internasional. Acara ini berlangsung sebagai bentuk komitmen institusi dalam memperluas jejaring dan penguatan kapasitas mahasiswa di level global.

Kegiatan MBKM Internasional tahun ini akan memberangkatkan sepuluh mahasiswa yang terbagi ke dalam dua kelompok: enam mahasiswa akan menjalankan tugasnya di Thailand, sementara empat lainnya akan ditempatkan di Malaysia. Para peserta akan menjalani program pengabdian kepada masyarakat dan penelitian selama tiga bulan, dimulai dari tanggal 13 Juli hingga pertengahan Oktober 2025.

Turut hadir dalam kegiatan bimbingan ini sejumlah pimpinan lembaga strategis di lingkungan UNUJA, di antaranya Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A. selaku Kepala LP3M, Achmad Naufal Irsyadi, M.Li. selaku Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), dan Ahmad Zubaidi sebagai Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Mereka memberikan arahan, motivasi, serta penjelasan teknis terkait pelaksanaan program MBKM di luar negeri.

Dalam sambutannya, Dr. Achmad Fawaid menyampaikan bahwa program MBKM Internasional ini merupakan langkah nyata UNUJA dalam menguatkan rekam jejak mahasiswa di bidang penelitian dan pengabdian tingkat global. Ia menegaskan bahwa UNUJA tidak hanya fokus pada pencapaian akademik di dalam negeri, namun juga aktif membuka peluang kolaborasi internasional, khususnya dengan negara-negara anggota ASEAN.

"Ini bukan sekadar pengabdian biasa, mahasiswa membawa nama UNUJA dan misi internasional untuk menunjukkan bahwa kita mampu bersaing di ruang global, sekaligus menjalin relasi budaya dan keilmuan dengan masyarakat internasional," ujar Fawaid.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan mental dan emosional mahasiswa sebelum keberangkatan. Menurutnya, para peserta harus siap menghadapi berbagai tantangan lintas budaya dan perbedaan karakter masyarakat di negara tujuan. Mulai dari perbedaan bahasa, sistem pendidikan, hingga pola pikir dan perilaku masyarakat setempat.

“Mahasiswa akan berada dalam lingkungan multikultural. Kesiapan mental dan kecerdasan sosial akan menjadi modal utama untuk bisa beradaptasi dan membangun relasi yang produktif,” tambahnya.

Ahmad Zubaidi juga menambahkan bahwa selain menjadi ajang pembelajaran dan pengabdian, kegiatan ini menjadi sarana promosi kampus di kancah internasional. Para mahasiswa diharapkan mampu memperkenalkan nilai-nilai keilmuan, spiritualitas, dan budaya pesantren UNUJA di komunitas akademik dan masyarakat luar negeri.

Sementara itu, M. Naufal menyampaikan bahwa pihak KUI akan terus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap para mahasiswa selama mereka berada di negara tujuan. Ia berharap pengalaman ini menjadi titik awal bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan membangun jejaring internasional yang lebih luas.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, para peserta MBKM Internasional UNUJA siap mengemban misi akademik dan sosial di kancah global, sekaligus menjadi duta-duta perubahan dan perdamaian dari pesantren untuk dunia.